MINANGKABAU
Budaya
Minangkabau adalah sebuah budaya yang berkembang di Minangkabau
serta daerah rantau Minang. Budaya Minangkabau meliputi propinsi Sumatera Barat,
bagian timur propinsi Riau,
pesisir barat propinsi Sumatera Utara,
bagian timur propinsi Jambi,
bagian utara propinsi Bengkulu,
pesisir barat daya propinsi Aceh, dan Negeri Sembilan, Malaysia.
Berbeda dengan kebanyakan budaya yang berkembang di dunia, budaya Minangkabau
menganut sistem matrilineal baik dalam hal pernikahan, persukuan, warisan, dan
sebagainya.
Bahasa
yang dipakai di daerah miangkabau,terutama sumatera barat yaitu Minangkabau .
Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Walaupun ada
perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu,
ada yang menganggap bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari
dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di
dalamnya, sementara yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa
mandiri yang berbeda dengan Melayu serta ada juga yang menyebut bahasa
Minangkabau merupakan bahasa proto-Melayu.walopun daerah menggunakan bahasa
minang,tapi logat menyampaikan kata berbeda setiap wilayah di sumatera barat
tersebut.
Di Minangkabau cara menyampaikan bahasa juga dibagi-bagi , atau
terkenal dengan “kato nan ampek”. Pertama, “kato mandaki” yaitu cara berbahasa
kepada orang yg lebih tua harus mengunakan kata yg sopan santun. Kedua, “kato malereng” yaitu perkataan yang penuh dengan kiasan dan
perbandingan, berisi petunjuk dan hikmah, biasanya dipakai dalam pembicaraan
antara orang yang arif dan bijaksana . Ketiga, “kato mandata” yaitu
perkataan yang biasanya untuk sama besar atau untuk bergaul,penuh canda tawa
tampa menyinggu oranglain.Keempat “kato manurun” yaitu perkataan orang yang
besar ke yang lebih kecil,biasanya berisi petunjuk atau nasehat untuk anak yang
lebih kecil tersebut.
Masyarakat Minangkabau hidup dengan
filsafat “Adat basandi syarak, syarak
basandi Kitabullah” yang artinya adalah
adat yang didasarkan oleh syariat agama Islam yang syariat
tersebut berdasarkan pula pada Al-Quran dan Hadist .
Sistem kekeluargaan Minangkabau juga berbeda, di minangkabau menganut
sistem Matrilinial,
yaitu Garis
keturunan "menurut garis ibu". Perkawinan harus dengan kelompok lain
diluar kelompok sendiri yang sekarang dikenal dengan istilah Eksogami
matrilinial.Ibu memegang peranan yang sentral dalam pendidikan, pengamanan
kekayaan dan kesejahteraan keluarga.
Sistem ini berbeda dengan orang jawa , yang suku anaknya mengikuti garis
keturunan bapak .
Dalam adat
budaya Minangkabau, perkawinan merupakan
salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan, Bagi lelaki Minang,
perkawinan juga menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yakni pihak
keluarga istrinya. Sedangkan bagi keluarga pihak istri, menjadi salah satu
proses dalam penambahan anggota di komunitas rumah gadang mereka.
Dalam
prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut “baralek”, mempunyai
beberapa tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang (meminang),
manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang
(bersanding di pelaminan). Setelah maminang dan muncul kesepakatan manantuan
hari (menentukan hari pernikahan), maka kemudian dilanjutkan dengan
pernikahan secara Islam yang biasa
dilakukan di Mesjid, sebelum
kedua pengantin bersanding , mempelai pria akan diberikan gelar baru sebagai
panggilan penganti nama kecilnya. Kemudian masyarakat sekitar akan memanggilnya
dengan gelar baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya bermulai dari sutan,
bagindo atau sidi di kawasan pesisir pantai. Tapi pemberian gelar
ini tidak berlaku di seluruh wilayah minangkabau.
Masyarakat
Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti tari-tarian
yang biasa ditampilkan dalam pesta ato penyambutan tamu terhormat. Di antara
tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan merupakan tarian yang dimainkan bermaksud
sebagai ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa hormat kepada tamu istimewa
yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat
dari para penarinya sambil memegang piring pada telapak tangan masing-masing,
yang diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang.
Silek
atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri
tradisional khas suku ini yang sudah berkembang sejak lama.Di zaman dahulu ,
anak yang berumur 7 tahun biasanya sudah belajar silat ini,tetapi seiring
jalannya waktu,kebiasaan ini pun mulai menghilang. Selain itu, adapula tarian
yang bercampur dengan silek yang disebut dengan randai.
Randai biasa diiringi dengan nyanyian atau disebut juga dengan sijobang,
dalam randai ini juga terdapat seni peran berdasarkan skenario.
Di
samping itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni berkata-kata. Ada tiga genre
seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan), indang, dan salawat
dulang. Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih mengedepankan kata
sindiran, kiasan, ibarat, alegori, metafora,
dan aphorisme.
Dalam seni berkata-kata seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan
harga diri, tanpa menggunakan senjata dan kontak fisik. Di beberapa daerah pasambahan di pakai untuk acara adat,
misalkan acara syukuran ato acara meminang.
Indonesia memang
mempuanyai banyak budaya seperti minangkabau, jawa, batak,betawi.Walaupun
demikian indonesia tetaplah satu kebangsaan . Bahasa Indonesia adalah bahasa
pemersatu bangsa ini . Aku cinta Indonesia .